Senin, 05 Juli 2010

Basis Akrual vs Basis Kas

Ada dua jenis basis yang umum digunakan untuk mengakui suatu transaksi, yaitu Basis Akrual(Accrual Basis), dan Basis Kas (Cash Basis).
Apa sih bedanya basis kas dan basis akrual?

Pada intinya, basis Kas mengakui akan adanya pendapatan ketika uang tunai telah diterima ditangan saat transaksi, sedangkan pengakuan secara basis akrual mengakui adanya pendapatan diperoleh saat transaksi, meskipun uang tunai belum diterima ditangan,(misalnya piutang.

Contoh transaksi :
Usaha Dagang (UD) Takmorugi membeli persediaan barang dagangan senilai Rp 10 juta pada tanggal 10 Desember 2007, dan pembayaran atas pembelian tersebut dilakukan pada 8 Januari 2008. Dengan menggunakan basis akrual, UD Takmorugi mengakui bahwa transaksi pembelian tersebut terjadi pada 10 Desember 2007, sehingga pencatatan pun dilakukan pada 10 Desember 2007. Kalau dilihat dengan jurnal (penerapan double entry accounting / akuntansi berpasangan), maka pencatatan tertanggal 10 Desember 2007, akun “Sediaan Barang Dagangan” di-debet sebesar Rp 10 juta, dan akun “Utang Dagang” di-kredit sebesar Rp 10 juta.

Cara membaca jurnal ini adalah :
Pada 10 Desember 2007, terjadi penambahan Persediaan Barang Dagangan senilai Rp 10 juta yang menimbulkan bertambahnya Utang Dagang senilai Rp 10 juta.

Akibatnya, jika UD Takmorugi di akhir tahun 2007 (31 Desember 2007) menyusun neraca basis akrual, di bagian Aktiva (Harta) bertambahlah akun (account/pos/rekening) Sediaan Barang Dagang senilai Rp 10 juta, dan di bagian Utang (Kewajiban) bertambah pula akun Utang Dagang senilai Rp 10 juta.

Untuk menangani transaksi yang sama, jika UD Takmorugi menerapkan Basis Kas, maka transaksi diakui ketika kas dibayarkan (atau diterima, jika pada kasus penerimaan kas). Akibatnya, di neraca per 31 Desember 2007 tidak ada perubahan apa pun. Transaksi baru diakui pada 8 Januari 2008. Pengakuan transaksi dengan basis kas dicatat dengan jurnal: tertanggal 8 Desember 2008,akun “Sediaan Barang Dagangan” di-debet Rp 10 juta, dan akun “K a s” di-kredit Rp 10 juta

Cara membaca jurnal ini adalah:
Pada 8 Desember 2008, terjadi penambahan Sediaan Barang Dagangan senilai Rp 10 juta yang menimbulkan berkurangnya Kas senilai Rp 10 juta.

Tampak dari contoh di atas bahwa perlakuan akuntansi dengan basis berbeda, akan berdampak pada perubahan jumlah dan komposisi aset yang berbeda. Jika neraca dibuat pada 31 Desember 2007, maka….
Dengan penerapan basis akrual, tampak di neraca 31 Desember 2007 ada Sediaan Barang Dagangan yang bertambah senilai Rp 10 juta, sedangkan jika menerapkan basis kas, maka Sediaan Barang Dagangan ini akan termasuk pada sediaan di tahun 2008 (tidak ada di neraca tahun 2007).
Dengan basis akrual, Utang Dagang diakui muncul pada neraca 31 Desember 2007, tetapi dengan basis kas, Utang Dagang tidak muncul.

Contoh lain, jika terjadi biaya (atau pendapatan)…. Ada perbedaan timing pengakuan transaksi biaya (atau pendapatan) antara basis kas dan basis akrual.

Contoh transaksi :
Pada 17 Desember 2007 bagian akuntansi UD Takmorugi menerima tagihan biaya listrik senilai Rp 2 juta. Pembayaran biaya listrik dilakukan pada 5 Januari 2008.

Dengan basis akrual, biaya listrik tersebut diakui pada 17 Desember 2007. Jika menerapkan basis kas, biaya listrik tersebut diakui pada 5 Januari 2008 (saat membayar). Akibatnya: laba UD Takmorugi pada tahun 2007 akan lebih rendah Rp 2 juta (jika menerapkan basis akrual) daripada laba UD tahun 2007 (jika diterapkan basis kas). Mengapa? Karena dengan basis akrual, UD Takmorugi telah mengakui biaya listrik pada tahun 2007, sedangkan dengan basis kas, biaya tersebut baru diakui pada tahun 2008.
Diambil dari: pepie diptyana blog


1 komentar :

Xclmedia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar