Senin, 14 Juni 2010

Perempuan Butuh Rasa Nyaman - oleh: A.Kuddy

Melalui tulisan ini, saya berani memastikan bahwa hal utama yang dibutuhkan seorang perempuan dari laki-laki, terutama menyangkut hal percintaan adalah ketika sang perempuan (dalam hal ini pujaan hati kita) mendapatkan
Rasa nyaman dari kita para lelaki.

Saya pun menuliskan artikel ini bukan berdasarkan hasil penelitian yang formal, bahkan penelusuran yang mendalam, namun sekilas terlintas berdasarkan pengalaman yang saya pun alami bersama peremuan yang penah saya dekati di bangku SMA dulu (sebut saja Yessika Mariska Tairas nama lengkapnya) dan sampai kini kami telah menjalin hubungan selama kurang lebihnya tujuh tahun.

Tidak mudah memang. Sebelum adanya kata “ Ya “ saya terima kamu jadi pacar saya! Begitu sulitnya untuk mencuri hati dari gadis SMA yang saat itu kebetulan satu kelas dengan saya. Saat itu tampak seperti dia sangat membenci saya, dan bahkan untuk melihat wajah saya saja mungkin dia risih karena cara pendekatan saya yang sangat norak.

Saya pun bertanya, apa yang salah dengan cara saya memperlakukannya? Padahal saya tidak menjahatinya, tidak menyentuhnya bahkan selalu berupaya ramah didepan dia. Mungkin memang salah ketika saya tampak terlalu tergesa-gesa nembak dia saat itu, padahal belum pernah kenal lebih dalam sebelumnya, trus main nyelonong begitu saja, hanya bermodalkan pendangan pertama.

Saat itu Misi Gagal Total.

Namun Lambat laun, setelah beberapa tahun kemudian, melalui beberapa proses panjang, tepat di tanggal 19 September 2003 kami jadian. (mungkin tidak perlu saya ceritakan jenjang proses hingga kami jadian, yang pasti kisah kami mirip dengan sinetron-sinetron di TV yaitu Benci dan menjadi Cinta).

Ketika kami menjalani hubungan awal kami, katakanlah 2 atau 3 bulan kemudian setelah jadian, suatu waktu ketika kami berdua sedang duduk berdiskusi sekaligus flashback tentang cerita cinta kami yang pernah agak rumit, terlintas di kepala untuk bertanya kepadanya: Sayang, apa yang jadi alasan kamu lebih memilih saya di bandingkan cowok2 yang saat itu juga lagi ngejar2 kamu?
Jawabnya tanpa pikir panjang keluar dari mulutnya, RASA NYAMAN. Menurutnya, dari semua cowok2 yang mendekati dia ketika itu, hanya saya seorang katanya yang mampu memberikan rasa nyaman itu padanya alias saya lah pemenang hatinya.

Ada 4 cowok sekaligus secara bersamaan yang PDKT dengannya dan menjadi lima (5) cowok ditambah saya. Katanya; Kelima-limanya memiliki stategi PDKT yang sama, secara fisikly kelima-limanya nggak jauh dari kriteria, memberikan perhatian lebih yang sama, cara memperlakukan yang sama, pokoknya kelima-limanya memiliki kadar kriteria yang sama-sama memenuhi syarat. Hanya saja ada satu kriteria kecil yang ternyata menjadi pokok pertimbangan untuk menjatuhkan pilihan yang tepat, yaitu rasa nyaman. Sampai detik ini pun, setiap saya menanyakan hal yang sama, pasti jawaban pertama dari pada yang utama adalah rasa nyaman itu tadi.

Setiap wanita katanya; akan memiliki filing yang muncul begitu saja dalam hal untuk menentukan secara tepat bahwa dia merasa nyaman berada di samping seorang laki-laki. Entah rasa nyaman yang dimaksud komposisinya seperti apa! Apakah termasuk perhatian, cara memperlakukan seorang wanita, ketulusan, kasih sayang, saya juga tidak tahu, hanya wanita yang bisa menjawabnya dan lebih tahu kadarnya sebatas apa.
Sekalipun pria yang mendekati adalah seorang pemabuk berat, namun jikalau filing si wanita bahwa pria tersebut mampu memberikan rasa nyaman padanya, tetap saja wanita tersebut akan tetap menjatuhkan pilihan untuk tetap berhubungan dengan pria pemabuk itu tadi.

Hal tentang cinta memang sulit sekali di tebak-tebak secara logika, itulah sebabnya kenapa orang banyak mengatakan cinta itu gila, cinta itu buta, dan lain sebagainya.
Terkadang kita para laki-laki merasa sudah memberikan perhatian yang lebih kepada calon pujaan hari alias gadis incaran. Hanya saja, apakah si gadis merasa nyaman tidak dengan perhatian yang kita beri, bisa saja dengan perhatian yang berlebih justru membuat sang gadis justru merasa risih. “Saya sarankan sebaiknya jauhkan kondisi itu”.

Saya sampai sekarang masih berani jamin, selama adanya perjalanan cinta yang di jalani tanpa berdasarkan materi, yang namanya rasa nyaman bagi seorang perempuan adalah faktor penting bagi perempuan tersebut sebelum mereka memutuskan akan berhubungan dengan laki-laki.