Senin, 22 November 2010

Paradigma Kritis dalam Perspektif Akuntansi

Dalam tulisan ini, saya mencoba untuk merefleksikan pokok-pokok pikiran secara mendasar yang dimiliki mengenai paradigma sosiologi sebagai sebuah jendela batin dimana kita dapat melihat hal-hal (paradigm is a mental window through which we see things) atau dalam definisi panjang diartikan sebagai seperangkat asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan/kepercayaan-kepercayaan. Paradigma yang dikonstruk dalam tulisan ini adalah Paradigma Kritis sebagai bagian dari kuadran non mainstream yang berada di luar kuadran mainstream (Paradigma Positivisme) dengan moncoba mengkaitkan paradigma tersebut dalam peranannya terhadap akuntansi.

Perspektif kritis terkait akuntansi yang melihat bahwa:
Apakah selama ini kita sudah menganggap bahwa akuntansi sebagai kebenaran yang mutlak? Sehingga tidak ada upaya untuk mengkritisinya? Seolah standar-standar akuntansi telah dianggap sebagai Kitab yang bisa disandingkan dengan Alquran atau Injil?

Apakah kita hanya mampu sebagai “konsumen” yang hanya akan menerima begitu saja kebenaran (akuntansi)? Apakah kita sebenarnya bisa menjadi “produsen” yang mampu memberikan stimulasi kepada orang lain sehingga ia menjadi orang lain?


Dua Kutub dan Empat Kuadran

Sedikit berbagi pemahaman, bahwa ternyata, akuntansi yang selama ini saya pelajari di pendidikan Strata satu hanyalah sebatas kita melihat dari satu perspektif saja, yaitu akuntansi dari cara pandang konvensional atau postivisme saja. Ada banyak lagi pardigma-paradigma/perspektif/cara pandang lain yang bisa kita pakai untuk melihat bagaimana sih akuntansi itu jika dilihat dari kacamata yang berbeda?

Burell & Morgan memperkenalkan yang namanya Dua Kutub dan Empat Kuadran. Secara mendasar 4 paradigma yang diperkenalkan oleh Burell & Morgan adalah 4 perspektif yang digunakan untuk membaca atau merumuskan kejadian2 soaial di masyarakat.Namun secara perkembangannya, unculnya pendekatan multiparadigma, ikut pula merubah sudut pandang terhadap akuntansi sebagai bentuk pergeseran paradigma akuntansi dari positivisme ke perspektif sosiologis.

Burell & Morgan melakukan taksonomi (suatu alat yang digunakan untuk melakukan klasifikasi terhadap klasifikasi terhadap suatu masalah). Taksonomi merupakan istilah yang pertama kali oleh para biolog digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis mahkluk hidup. Taksonomi yang dibangun oleh Burell & Morgan merupakan taksonomi yang digunakan untuk mengklasifikasikan paradigma-paradigma ilmu sosial terutama dalam melihat dan menganalisis organisasi dan pada akhirnya taksonomi yang dikembangkan oleh Burell & Morgan menjadi berlaku hampir di semua ilmu sosial.
Taksonomi oleh Burell & Morgan diwujudkan di dalam “Dua kutub/poros dan Empat Kuadran.” Sebagai berikut:



Intinya bahwa perspektif sosiologi, bisa dibedakan menjadi dua sumbu tersebut, yaitu sumbu yang melawankan subyektif dengan obyektif serta yang melawankan Sosial Perubahan Radikal dengan Sosiologi Regulasi. Jadi sosiologi yang sebatas mempelajari hal-hal yang sudah ada dan sebagaimana adanya dan tidak mencoba untuk melakukan sebuah perubahan, maka lokasinya ada pada “kuadran bawah”. Sedangkan sosiologi yang orientasinya mencoba selain mempelajari, kemudian menawarkan dan mengupayakan perubahan yang terjadi, maka lokasinya berada pada “kuadran atas”


Minggu, 22 Agustus 2010

Filosofi Tetesan Air

Sama dengan filosofi-filosofi lain, filosofi yang untuk pertama kali ku tulis pun mencoba menyentuh dan mewakilkan makna hidup sebagai alasan akan motivasi dan pembenaran, meskipun secara singkat saja terlintas ketika saya sedang masuk kamar mandi, terus memperhatikan kran air yang sedang mengaliri tetesan-tetesan air ke dalam bak kosong.
Mengenai filosofi ini saya mengajak anda untuk membayangkan hal yang kualami diatas, yakni pada setiap tetesan air yang menggenangi bak air yang kosong.Jika pada bak air yang kosong, ketika kita aliri air melalui melalui kran yang hanya mampu menghasilkan tetesan-tetesan air yang kecil, kira2 apa yang akan terjadi jika kita biarkan tetesan-tetesan air terus menggenangi bak tersebut dalam waktu yang lama. Tentu bak air yang tadinya kosongakan terisi penuh dengan sendirinya.

Makna hidup yang kupikirkan:
Melalui filisofi ini saya pun memastikan bahwa “yang namanya kepintaran/kepandaian/keberhasilan”, bukanlah individu yang katakanlah malas. Melainkan individu yang meiliki tekat bulat untuk bisa. Apapun yang ingin kita capai, entah itu kepandaian, kesuksesan, atau apapun yang ingin kita capai, tentunyatidak bisa begitu saja didapat/diraih tanpa adanya suatu action. Butuh suatu pengorbanan, butuh sesuatu yang namanya pergerakan yang dmulai dari tekat bulat pribadi. Meskipun action yang kita lakukan dimulai dari yang paling kecil atau sedikit demi sedikit,sama seperti tetesan-tetesan air yang mampu memenuhi bak air yang kosong, walau dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentu apapun yang ingin kita raih, akantercapai juga/penuh


Minggu, 08 Agustus 2010

Tampak komitmen Awal mulai memudar

Sekali lagi ini mengenai salah satu sisi dari cerita cinta dalam hidupku. Yakni; “komitmen awal yang mulai memudar”.
Banyak hal yang menjadi komitmen di awal saya memulai kisah cinta ini bersamanya, ditambah beberapa komitmen yang muncul sebagai terobosan atas masalah-masalah yang pernah terjadi.
Salah satunya; “Permasalahan dalam hubungan yang muncul di hari ini, harus berakhir dalam hari ini juga”. Artinya bahwa permasalahan hari ini tidak boleh dibawa sampai ke hari esok.

Namun demikian, entahlah apakah yang disebut “perubahan” pun berlaku terhadap komitmen ini, seiring dengan proses panjang yang kami pun jalani, terasa dengan sangat jika komitmen itu mulai tidak berlaku lagi.
Tampak Ia membiarkan permasalahan menjadi larut tanpa ada penyelesaian,
Tampak tidak ada rasa saling mengalah hingga masalah harus dibawa ke hari esok,
Tampak bahwa ia dengan tidak sama sekali menyadari jika hatiku begitu marah akibat ulahnya,
Tampak ia bisa tidur dengan lelap di malam ini, sedangkan masalah masih terganjal dihati,
Tampak ia selalu mengakhiri hubungan telefon sebelum ku puas,
Tampak akupun mulai bingung,
Tampak aku seperti ingin menangis,
Tampak ku lemah sebagai laki-laki atas perempuan,
Tampak komitmen awal mulai memudar.


Kamis, 29 Juli 2010

Mitos-Mitos Keuangan

Selain dunia asmara dan kesehatan, sebenarnya di dunia keuangan juga dikenal banyak mitos. Beberapa mitos itu memang benar, tapi tak sedikit pula yang salah.
Apa sajakah mitos-mitos tersebut? Simak uraian berikut:

Mitos: menabung sebaiknya dilakukan diakhir bulan.
Fakta: salah.

Banyak orang yang beranggapan, bahwa uang yang ditabung setiap bulan adalah sisa uang kita di akhir bulan. Kenyataannya uang kita sering kali tidak bersisa diakhir bulan, bahkan kita harus utang dengan menggunakan kartu kredit. Kalau begini terus anggapan Anda, bisa dipastikan Anda tidak akan pernah berhasil menabung secara rutin.

Yang paling baik adalah, menabunglah di awal gajian. Sebelumnya perkirakan dulu berapa biaya hidup Anda dalam sebulan. Misalkan gaji Anda Rp 5 juta tiap bulan, sedangkan biaya hidup per bulan Rp 4 juta. Nah, ketika Anda gajian, sisihkan langsung Rp 1 juta ke dalam tabungan atau investasi bulanan Anda, baru habiskan Rp 4 juta untuk biaya hidup. Jadi, Anda bisa menabung setiap bulannya. Ingat, pay your self first, before you pay for others.

Mitos: saya paling takut dengan resiko, oleh karena itu saya paling takut menabung di reksa dana, jadi saya menabung saja di tabungan atau deposito yang tidak ada resikonya.
Fakta: salah.

Memang benar berinvestasi di reksa dana mengandung risiko penurunan nilai uang, tetapi asalkan Anda dibantu oleh perencana keuangan untuk memilih jenis investasi yang tepat, dan Anda berinvestasi dalam jangka panjang, Anda akan memperoleh keuntungan. Perlu diketahui, walaupun secara nominal uang di deposito tidak mengalami pengurangan, tetapi ada hantu keuangan yang harus Anda hadapi, yaitu inflasi.

Banyak analis beranggapan dengan meningkatnya harga minyak dunia, inflasi di Indonesia mencapai 15%. Misal bunga deposito setelah bersih dikurangi pajak mencapai 4%, sedangkan inflasi 15%, berarti kalau Anda tahun ini bisa membeli sepeda motor dengan harga Rp 8 juta, tahun depan belum tentu Anda bisa membeli sepeda motor yang sama dengan harga Rp 8 juta. Artinya value of money Anda akan berkurang. Jadi apa yang harus Anda lakukan? Diversifikasi adalah kuncinya. Pecah aset Anda dalam beberapa keranjang investasi.

Mitos: selagi muda bersenang-senang dulu, setelah agak tua baru mulai menabung.
Fakta: salah.

Contoh: Ibu A yang menabung di umur 30, menabung setiap bulannya sebesar Rp 500,000. Dia menabung selama 20 tahun. Asumsi return investasi 10% pertahun. Ibu B mulai menabung ketika umurnya menginjak 40 tahun, tapi dia menabung setiap bulannya Rp 1.000.000. Dia menabung selama 10 tahun. Asumsi return investasi juga sama, yaitu 10% pertahun. Kira-kira di usia 50 tahun, siapa yang tabungannya paling banyak? Ibu A atau Ibu B?

Surprise! Ibu A di umur 50 tahun mempunyai uang sebesar Rp 382.848.500. Dan Ibu B mempunyai uang sebesar Rp 206.552000. Artinya, uang Ibu A jauh lebih banyak dari uang Ibu B, walaupun ibu B menabung 2 kali lipat lebih banyak daripada Ibu A. Mengapa demikian? Sebab, Ibu A mulai lebih awal, dan dia mengerti efek compounding interest atau bunga berbunga. Jadi mulailah disiplin menabung sejak dini!

Mitos: orang yang gajinya besar, akan lebih kaya daripada orang yang gajinya kecil.
Fakta: tergantung.

Pengalaman saya dalam mengelola keuangan klien, tidak semua orang yang berpenghasilan besar otomatis menjadikan dia lebih kaya daripada orang yang gajinya biasa biasa saja. Sering orang yang gajinya besar utangnya juga besar, bahkan melebihi aset dia, sehingga kalau dihitung net worth dia (yaitu aset dikurangi hutang) hasilnya malah minus atau negatif. Sedangkan ada yang berpenghasilan biasa saja, tetapi karena dia mempunya gaya hidup yang sederhana, dan cermat dalam berbelanja, net worth-nya positif. Sebab, walaupun rumahnya sederhana, dia sama sekali tak punya utang, baik utang kartu kredit ataupun lainnya.

Mengapa hal ini terjadi? Salahkan gaya hidup. Seringkali kita beranggapan dengan meningkatnya penghasilan, kita harus meningkatkan standar hidup. Ganti mobil, ganti ponsel, renovasi rumah jadi lebih mewah. Gengsi berbelanja makanan di pasar tradisional. Apalagi sebagai manajer berpenghasilan Rp 25 juta per bulan, misalnya, mobil Anda bekas atau keluaran 8 tahun lalu. Kalau hal ini terus menerus terjadi, jangan heran bila di akhir bulan, gaji atau penghasilan Anda yang besar itu tidak akan kelihatan.

Jadi hiduplah tetap sederhana, lupakan gengsi. Sebab gengsi tidak memberikan Anda kekayaan dan hidup sejahtera di akhir tua. Mana yang Anda pilih? Hidup sederhana di usia muda, tetapi ketika pensiun Anda bisa keliling dunia tanpa pusing memikirkan biaya hidup? Atau hidup boros dan glamor di usia muda tetapi untuk berobat di usia tua, Anda tidak mampu?

Mitos: don’t put all your egg in one basket.
Fakta: betul.

Sebarlah aset Anda di beberapa keranjang investasi, sehingga aset Anda bisa berkembang secara maksimal dan meminimalkan risiko. Percayakan pengaturan portfolio Anda pada perencana keuangan yang profesional untuk menentukan return yang diinginkan dan disesuaikan dengan profil risiko Anda.


Oleh: Fauziah Arsiyanti Fauzan SE.MM.Dipl Fp, perencana keuangan dari First Principal Financial Singapore


Artikulasi Laporan Keuangan - Oleh: A.Kuddy

Kebetulan lagi ingat-ingat waktu pas ujian kompre teori akuntansi. Ketika saya di tanyain sama dosen, Kamu tolong dong jelasin/gambarin artiklasi akuntansi itu bagaimana? Eieng.......... Untungnya sudah kupelajari waktu disemester I dulu. Tetapi karena banyak juga ternyata teman-temanku yang tidak lolos karena pertanyaan ini, saya coba deh berbagi buat adik2 angkatan yang sebentar lagi akan ikut ujian komprehensif akuntansi. Semoga aja bermanfaat. Hehehehe...!!!
Berikut ini adalah artikulasi laporan keuangan yang coba saya rangkai mengenai gambaran tentang hubungan antara Laporan laba rugi, Perubahan Modal, Arus Kas, dan Neraca. Sbb:


(Click pada Gambar biar jelas)


Agama dan Ras bukan Alasan tentang Perbedaan – Oleh: A.Kuddy

Mengenai tulisan kali ini, saya pun hanya sekedar berbagi dengan teman-teman mengenai hal yang saya anggap sebagai pembenaran. Mengenai ini, ada satu hal yang saya pahami kali ini, bahwa di dunia ini hanya ada 2 hal yang berbeda diantara manusia dalam menjalani hidup, yakni:
Orang baik Baik dan orang Jahat.

Sesering mungkin setiap individu (saya dan anda) selalu mempertahankan pemahaman bahwa “karena saya seorang nasrani, maka saya harus mendahulukan orang nasrani dari pada individu yang berbeda kepercayaan dengan kita”.
Pertanyaannya adalah, “Apakah orang nasrani yang kita dahulukan adalah orang yang baik?” Bagaimana jika orang tersebut adalah seorang pembunuh yang tidak takut dengan murka Tuhan? Hanya lantaran dia adalah seorang nasrani KTP, lantas kita lebih mendahulukannya, ketimbang orang Muslim (contoh, begitupun sebaliknya) yang baik.

Agama/kepercayaan, suku, adat istiadat, bahkan Ras di dunia inilah yang selalu dan selalu, dijadikan patokan bagi banyak orang sebagai alasan akan perbedaan. Di sisi lain, untuk kali ini, meskipun hanya terlintas di kepala dan sesegera mungkin ku tuangkan dalam tulisan ini, saya pun percaya, dan meyakini di dalam nama Tuhan yang kupercayai yakni Yesus Kristus sebagai perantaraan kepada Allah di sorga bahwa:

Mengenai perbedaan Ras (perbedaan warna kulit dan rambut), perbedaan agama/kepercayaan, atau apapun itu, saya meyakini itu semua hanyalah bentuk variasi dari Tuhan dalam karyanya untuk menciptakan Dunia ini lebih indah.
“Pasti Tuhan akan sepakat dengan saya bahwa akan sangat membosankan di dunia ini jika yang kutemui hanya ada orang kulit putih berambut pirang setiap harinya”.


Apa pun itu Tuhan menciptakan sesuatu hal yang sifatnya bervariatif, itulah sebabnya muncul pilihan-pilihan. Kita manusia hanya tinggal memilih, yang mana yang cocok buat kita. Dan ketika kita semua telah memilih itu artinya kita semua juga harus menghargai setiap pilihan yang bukan pilihan kita serta semua individu yang berbeda pilihan dengan kita.

Tuhan sudah merencanakan segala apapun yang ada di dunia ini dengan sangat sempurna. Termasuk keanekaragaman manusia yang tinggal sementara di Bumi. “saya rasa SBY pun percaya bahwa Tuhan-lah yang mempunyai rencana untuk dia sehingga dia akan menjadi Presiden Negara Indonesia yang ke-6 setelah Megawati.

Sekali lagi ingin saya mengatakan sebagai salah satu manusia kepunyaan Tuhan yang di berikan hak untuk memilih, bahwa mengenai perbedaan agama, Ras, hingga sampai ke suku bangsa bukanlah yang seharusnya kita jadikan sbagai landasan akan adanya “PERBEDAAN”, dan bukan sebagai alasan kita harus saling melenyapkan.

Mengenai perbedaan saya mengajak kita semua mengerti bahwa yang berbeda di dunia ini hanyalah Baik ataukah Jahat. Apakah saya dan anda adalah terbentuk sebagai orang baik ataukah orang jahat. Sangat Sederhana saya pikir.

Saya menggambarkan apa yang ada di kepala saya seperti ini dan silahkan pilih anda sudah menempatkan diri anda di kategori yang mana?

Semoga!


Kamis, 22 Juli 2010

Neraca - oleh: A.Kuddy

Sebagaimana teman-teman semua pahami bahwa komponen utama di dalam laporan keuangan selain Laporan laba rugi, Perubahan Modal dan Arus Kas, Neraca juga adalah
salah satu komponen utama di dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Hal yang saya ketahui mengenai Neraca adalah bahwa neraca di sebut juga laporan yang menggambarkan tentang posisi keuangan atau posisi harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Neraca terdiri dari 2 (dua) hal utama di dalamnya, yaitu AKTIVA (harta), PASSIVA (kewajiban/utang dan Modal), yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Sebelum saya gambarkan format sederhana dari neraca, mungkin akan lebih dahulu saya jelaskan spesifikasinya terlebih dahulu.

AKTIVA
Aktiva sama dengan harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan, dan di dalam format neraca bentuk “T” atau bentuk skontro (Neraca dalam bentuknya ada yang Skontro, dan adapula yang beberbentuk stafel) aktiva ini berada di sisi kiri. Aktiva dalam neraca terdiri dari: Aktiva Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aktiva Tetap, Aktiva tidak berwujud.
Komponen-komponen Aktiva yakni sbb:
Aktiva Lancar: yaitu uang kas dan harta-harta lainnya yang sekiranya dapat direalisasikan menjadi uang kas, atau di konsumsi demi keperluan perusahaan (produksi) dalam jangka waktu satu tahun ke bawah. Yang termasuk di dalam Aktiva Lancar (dari yang paling likuid); Kas (termasuk cek), Surat-surat berharga, Piutang dagang, Persediaan, Sewa di bayar dimuka, Perlengkapan, dll.

Investasi Jangka Panjang: yaitu investasi oleh perusahaan bisa berbentuk surat-surat berharga (Ex; Saham, Obligasi, dan Wessel jangka panjang), Penyisihan Dana (ex; penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang seperti dana untuk pensiunan, dana untuk penggantian gedung,dll) dan Investasi berupa Aktiva tetap seperti Tanah, Gedung, namun yang belum digunakan sekarang dan diperuntukkan untuk masa mendatang.

Aktiva Tetap: yaitu harta kekayaan yang dimiliki perusahaan dan digunakan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Seperti (dari yang paling kebal); Tanah, SDA (gas, batu bara,dll), Gedung, Mesin, Kendaraan, Peralatan.

Aktiva Tidak Berwujud: yaitu suatu harta kekayaan perusahaan berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan dimana sifatnya tidak berwujud dan manfaatnya dalam jangka waktu yang panjang dan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Contohnya; Goodwill, hak paten, merek dagang, hak cipta, dll.

PASSIVA
Passiva atau hutang atau kewajiban tentunya jangan kita pahami sebagai suatu pengurang bagi kekayaan yang dimiliki, melainkan dengan Passiva tentunya akan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membiayai aktiva yang dimiiki. Itulah sebabnya sisi passiva harus seimbang dengan sisi aktiva. Sebagai contoh; Perusahaan melakukan pinjaman di Bank (Hutang Bank) sebesar Rp.200.000.000,- untuk dijadikan tambahan modal bagi perusahaan, tentunya hal ini dilakukan untuk membiayai/mengisi Kas perusahaan dimana Kas akan bertambah sebesar Rp.200.000.000,- di sisi aktiva.
Komponen di dalam Passiva kita sebut saja ada Kewajiban/hutang dan Modal.
Yang termasuk di dalam kewajiban yakni; Utang Lancar (jangka Pendek) termasuk di dalamnya; Hutang dagang, hutang wessel, hutang gaji, pendapatn diterima dimuka, dll dan Utang Jangka Panjang yang terdiri dari Hutang Bank, hutang Hipotek, Hutang oblogasi,dll. Sedangkan Modal merupakan hak milik perusahaan atau kekayaan bersih perusahaan setelah dikurangi utang/kewajiban. Sebagai contoh; Modal disetor, modal sumbangan, dll.

Format Sederhana Neraca kayak gini:



Minggu, 18 Juli 2010

Otsus Papua Sudah Final

Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, kebijakan otonomi khusus (Otsus) Papua merupakan kebijakan yang sudah final. Dia mengaku tidak tahu apa lagi yang dipersoalkan dengan Otsus Papua. Terkait adanya tuntutan referendum, mantan gubernur Sumbar itu enggan menanggapi.
"Soal Otsus Papua, sudah selesai, sudah final. Tapi kalau minta referendum,

saya tak bisa komentar," ujar Gamawan Fauzi di kantornya, usai shalat Jumat (16/7).
Gamawan menjelaskan, UU Nomor 21 Tahun 2001 telah memberikan hak-hak yang bersifat khusus kepada Papua. Jika ada keinginan Otsus dievaluasi, maka yang harus menanggapi pertama kali adalah DPR. Dalih Gamawan, karena DPR merupakan wakil rakyat, yang memang punya tugas untuk mendengar dan menindaklanjuti aspirasi rakyat.
"Soal aspirasi itu, silakan tanyakan ke DPR sebagai wakil rakyat. Saya tak berani komentar," ujarnya. Hanya dia mengakui, tidak bisa memahami kenapa masih ada juga elemen masyarakat Papua yang mempersoalkan kebijakan Otsus tersebut. "Saya tak tahu apa sebenarnya yang dipersoalkan," ujarnya.
Jika dana Otsus dinilai belum mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua, mastinya masalah itu ditanyakan saja ke para elit lokal yang ada di Papua. "Tanya yang di sana," ujarnya. Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai banyaknya dugaan kasus korupsi di Papua, Gamawan pun enggan memberikan komentar banyak. Dia hanya mengatakan, pengelolaan keuangan daerah sudah pasti diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setiap tahunnya. Hasil pemeriksaan BPK itu, lanjutnya, sudah pasti juga diserahkan ke DPRP.
Seperti diberitakan, pada 8 Juli 2010, sekitar 50-an massa yang tergabung dalam Forum Demokrasi Rakyat Papua Bersatu (Fordem) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Massa yang dipimpin Agus Kossay itu menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan Otsus Papua yang didasari Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2001. Alasannya, Otsus gagal meningkatkan kesejahteraan dan kemamuran rakyat Papua.
"Pak Menteri, kami mau kasih kembali itu Otsus Papua yang diberikan pemerintah pada tahun 2001. Kami atas nama rakyat Papua, atas nama tanah Papua, kami datang mau kembalikan Otonomi Khusus Papua," teriak aktivis yang berorasi dari atas mobil pick up, dalam aksi itu.
Dalam keterangan tertulisnya, Fordem menilai, Jakarta tidak punya niat politik yang baik dalam melaksanakan UU Otsus Papua. Antara lain disebutkan, lahirnya Provinsi Papua Barat dinilai tak sesuai dengan UU 21/2001. Selain itu, ketentuan di UU Otsus mengenai pengangkatan anggota DPRD sebagai satu kursi yang berasal dari orang asli Papua, juga tidak dilaksanakan hingga sekarang.
Disebutkan, bahwa Pemilukada untuk memilih bupati/walikota di Tanah Papua juga mengabaikan hak-hak orang asli Papua. "Segera lakukan referendum di Tanah papua bagi penyelesain masalah status politik Papua,” katanya.
Sementara itu, terkait munculnya aspirasi referendum itu, menurut salah satu tokoh pencetus Otsus Papua DR. H.M. A. Musa’ad, M.Si mengatakan, bahwa hal itu disuarakan oleh rakyat sendiri, sehingga sah-sah saja, karena hal itu bagian dari ekspresi rasa ketidakpuasan.
Namun yang menjadi persoalan, katanya, adalah ketika hal tersebut disuarakan oleh pemerintah dalam hal ini lembaga-lembaga resmi pemerintah, misalnya MRP dan DPRP, maka itu yang secara etika politik tidak etis, karena mereka mempunyai jalur berbeda dan bukan jalur demonstrasi. “Seharusnya mereka secara santun menyampaikan hal itu, karena pemerintah adalah satu dan tidak ada istilah lempar batu sembunyi tangan, sehingga semua mempunyai tanggungjawab. Dengan demikian kalaupun ada kesalahan dan kekurangan maka semuanya bersalah, baik itu pusat, provinsi maupun DPRP dan MRP,” ujarnya saat ditemui Cenderawasih Pos usai mengikuti pelantikan Rektor Universitas Yapis Papua, Jumat (16/7) kemarin.
Soal Otsus dikatakan gagal, lanjut Musa’ad, persoalannnya adalah harus ada kejelasan atau indikator-indikator kegagalannya. “Memang banyak sekali hal-hal di dalam Otsus itu belum berjalan baik, sehingga Otsus itu bukan gagal tapi belum berjalan,” tukasnya.
Pihaknya menegaskan, Otsus itu sebenarnya belum gagal, tapi belum dilaksanakan. Misalnya saja kalau seandainya sudah dibuatkan 17 Perdasi dan 11 Perdasus, kemudian sudah alokasikan 30 persen dana untuk pendidikan, 15 persen untuk kesehatan dan sudah mempunyai kewenangan khusus sudah diwujudnyatakan, namun belum dilaksanakan.
Diungkapkan, ketika aturannya belum dilaksanakan kemudian ada dinamika perkembangan sehingga akhirnya ranah-ranah itu menjadi tidak efektif. Dengan demikian, menurutnya, saat ini belum sampai kepada tahapan harus pengembalian Otsus. “Yang paling utama adalah, sebelum sampai kepada pengembalian Otsus, maka harus masuk pada tahapan evaluasi Otsus, kemudian setelah itu melakukan perbaikan, sehingga kalau ternyata perbaikan yang dilakukan itu tidak baik lagi, maka selanjutnya perlu diganti,” tuturnya.
”Itu yang saya katakan bahwa belum sampai kepada tatanan referendum, sebab kita belum melakukan rekonstruksi terhadap UU Otsus. Sehingga langkah awal adalah kita harus rekonstruksi lebih dulu, kemudian diperbaiki, karena kenapa Aceh bisa, sementara Otsus Papua belum ada perbaikan dalam 10 tahun ini,” tandasnya.
Terkait Musyawarah Besar yang digelar MRP, Musa’ad yang juga Direktur Democratic Center Uncen Jayapura mengatakan, pihaknya sangat menyanyangkan hal itu, karena ketika MRP melakukan musyawarah besar sebenarnya di dalam tata tertib MRP dan di dalam UU Otsus, bahkan Peraturan Pemerintah tentang MRP, tidak ada nomenklatur tentang musyawarah apalagi musyawarah besar.
”MRP tidak mempunyai aturan untuk mengatakan dan melakukan sebuah musyawarah, apalagi diistilahkan dengan musyawarah besar yang kemudian mencetuskan 11 rekomendasi dan disahkan oleh MRP,”ujarnya.
Dikatakan, hal itu sebenarnya tidak ada di dalam aturan MRP, bahkan tata tertib MRP sendiri, namun yang ada adalah rapat paripurn, kemudian rapat pokja serta rapat dengar pendapat (RDP). “Oleh karena itu kalau sudah sampai musyawarah seperti itu maka sudah keluar dari koridor MRP. Jadi kesalahan yang dibuat MRP adalah membuat kegiatan dalam tanda kutip resmi namun sebenarnya tidak ada dalam aturan. Untuk itu sebenarnya mereka melanggar sumpah janjinya dan melanggar kewajiban, bahkan sekarang MRP hanya mau mengelak bahwa MRP hanya menyampaikan aspirasi. Untuk itu persoalannya kembali lagi adalah siapa yang mengundang masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh diungkapkan, kalau masyarakat sendiri yang datang menyampaikan aspirasi referendum mungkin bisa diterima, namun yang timbul pertanyaan adalah ada apa dibalik MRP? “Artinya apakah karena buntut dari penolakan SK MRP atau karena sudah di penghujung masa jabatan, sehingga muncul aspirasi Otsus gagal. Oleh karena itu seharusnya MRP diminta memberikan klarifikasi dan jangan bersembunyi dibalik rakyat kemudian menyerahkan kepada DPRP,” pungkasnya.
Sumber: cenderawasihpos.com


Sabtu, 10 Juli 2010

Laporan Laba Rugi - Oleh: A.Kuddy

Sedikit saya coba membahas mengenai Laporan Laba/Rugi. Teringat ketika saya mengikuti ujian komprehensif akuntansi untuk mata kuliah akuntansi manajemen, sempat saya di tanyain sama dosen, "Coba kamu jelaskan sekaligus kamu gambargan format Laporan Laba rugi secara sederhana saja katanya"?

Teman-teman tentunya tahu kalo yang namanya Laporan Laba/Rugi merupakan salah satu komponen dari komponen-komponen utama yang ada di dalam laporan keuangan selain Neraca, Perubahan Modal, dan Arus Kas.
Laporan Laba/Rugi Adalah Salah satu komponen laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai kinerja atau prestasi kerja dari suatu perusahaan yang terdiri dari Pendapatan Usaha dan Beban Usaha dalam satu periode tertentu. Jadi, laporan laba/rugi, yaitu terdiri dari Pendapatan dan Beban.

Perlu untuk teman-teman ketahui bahwa ada 2 bentuk Laporan Laba/Rugi, yaitu:

Bentuk Single Step
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Single Step, semua Pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Artinya jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
Jadi: Pendapatan Jasa – Beban2 = Laba/Rugi
Contoh Formatnya:



Bentuk Multiple Step.
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Multiple Step, Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain, demikian halnya dengan beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban lain-lain. Pendapatan dan beban di sajikan pertama kemudian pendapatn dan beban lain-lain disajikan kemudian.
Format bentuk Multiple Step:


Semoga bermanfaat


Kamis, 08 Juli 2010

Masyarakat Papua Tagih Janji DPRP

JAYAPURA-Sesuai rencana, hari ini Kamis (8/7), masyarakat Papua dari berbagai elemen perjuangan sipil di Papua, baik dari dewan adat, presidium dewan adat Papua, dan organisasi sipil lainnya akan kembali melakukan aksi demo besar-besaran untuk menagih janji ke Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) atas tuntutan demo sebelumnya yang digelar18 Juni lalu.
Dalam demo ini, mereka akan kembali melakukan long march alias berjalan kaki dari Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) di Kotaraja, Abepura menuju ke kantor DPRP di Jayapura dengan jarak sekitar 12 km.
Koordinator demo, Salmon Yumame saat diwawancarai wartawan petang kemarin menjelaskan, demo yang akan dilakukan ini merupakan demo lanjutan untuk menagih janji yang pernah disampaikan oleh masyarakat Papua saat demo 18 Juni lalu kepada pemerintah Indonesia melalui DPRP Papua soal penolakan Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus).
“Kami akan melakukan demo untuk mendesak mereka (DPRP,red) melakukan paripurna untuk menolak Undang-undang Otsus sesuai dengan aspirasi masyarakat Papua,” ungkap Yumame.
Kata Salmon, demo tersebut intinya akan menagih janji terhadap aspirasi masyarakat Papua. “Aspirasi yang kami sampaikan ini merupakan aspirasi dalam rangka upaya menegakkan harkat dan martabat orang asli Papua di Tanah air yang Tuhan berikan ini, dan aksi ini merupakan aksi damai masyarakat Papua. Jadi sedikitpun tidak membayangkan dan merencanakan akan ada anarkis seperti yang diduga masyarakat,” sambungnya.
Pihaknya menjelaskan, Forum Demokrasi Rakyat Papua Bersatu sebagai koordinator pelaksana akan tetap menjamin pelaksanaan demo hari ini berjalan aman dan tidak terjadi anarkis.
“Kami berharap agar anggota DPRP bisa menerima aspirasi masyarakat Papua, terutanma untuk melakukan paripurana untuk menjawab aspirasi masyarakat Papua,” harapnya.
“Kami juga sudah melakukan pemberitahuan dan izin ke Polda Papua bahwa kami akan menyampaikan aspirasi kita besok (hari ini). Kami berharap sesuai dengan undang-undang pihak Kepolisan juga menjamin keamanan dalam aksi damai kami ini,” tukasnya.
Jika tidak ada jawaban yang pasti dari pimpinan DPRP, lanjutnya, maka masyarakat Papua akan menduduki kantor DPRP sampai waktu yang tidak ditentukan.
“Kami harapkan agar anggota DPRP Papua bisa melihat aspirasi rakyatnya. Ingat, jika kalian kerja untuk tanah dan rakyat Papua pasti diberkati Tuhan, namun jika tidak maka sudah pasti kalian akan menuai hasilnya sendiri,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Barisan Merah Putih (BMP) menghimbau masyarkat Papua untuk tidak terprovokasi atas rencana demo hari ini.
“Demo yang mengatas namakan rakyat Papua tersebut terlalu mengada-ada. Masyarakat hendaknya tidak usah turut berdemo, karena tidak bermanfaat, lebih baik lakukan hal lain yang jelas tujuan dan manfaatnya. Mari kita bangun bersama tanah Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ajak Ketua DPP BMP Ramses Ohee saat menggelar jumpa pers di kediamaannya, Rabu (7/7) kemarin.
Saat jumpa pers itu, Ketua DPP BMP didampingi Sekjen Jonas Alfon Nussi, Ketua BMP Sentani Ramses Wally, Nico Maury serta Putri Gubernur pertama Provinsi Papua Hemskercke Bonay.
Terkait demo hari ini dengan tuntutan menolak Otsus dan meminta referendrum, menurut Barisan Merah Putih, sungguh tidak beralasan, apalagi dengan mengatas namakan rakyat Papua. “Sebab tidak ada kaitan antara Otsus yang dikatakan gagal dengan permintaaan utuk melakukan Referendum. Ini maksudnya apa,” sambung Ramses Wally.
Ditambahkan, orang-orang yang menggerakan demo itu sendiri adalah oknum-oknum penikmat dana Otsus. Oleh sebab itu ia kembali mengajak masyarkat untuk jeli melihat maksud dibalik demo itu sendiri.
Sedang Sekjen Barisan Merah Putih juga sejalan dengan pendapat sebelumnya. “Apakah demo itu sendiri murni permintaan rakyat, hal ini perlu ditelusuri, apa maksud dibalik semua ini,” tutur Alfon Nussi. Untuk itu, aparat keamanan harus mengkuti siapa sebenarnya oktak dibalik isu minta referendum tersebut, sehingga dapat diambil tindak tegas.
Sedangkan Nico Maury mengajak untuk berhentilah tipu Papua. “Lihat kekurangan dalam rangka koreksi, bukan untuk memprovokasi,”tandasnya.
Hal yang sama pula disampaikan Hemskercke Bonay. Menurutnya, guna mengakhiri sejumlah permasalahan tersebut, ia meminta agar Pemerintah Provinsi Papua, DPRP dan MRP untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan ini.
Klarifikasi Keluarga Affar
Sementara itu, keluarga besar Suku Affar mengklarifikasi pernyataan Yakobus D Affar dalam pemberitaan Cenderawasih Pos, Senin (5/7) yang membawa-bawa nama keluarga Affar untuk menyampaikan statemen di media massa.
Keluarga besar Suku Affar menegaskan, bahwa Yakobus D Affar bukan merupakan keluarga besar Suku Affar. "Ia bukan dari keluarga besar Suku Affar, tetapi ayahnya adalah Piter Tetelebit dan ibunya Merry Samberi. Jadi, jangan bawa nama keluarga besar Suku Affar untuk menyampaikan statemen," tegas Harry Affar, Keluarga Suku Affar bersama Charles Affar yang mewakili Kepala Suku Affar dan Keluarga Besar Suku Affar Tobati Enggros ketika bertandang ke redaksi Cenderawasih Pos, Rabu (7/7) kemarin.
Harry mengaku keberatan dengan Yakobus D Affar membawa nama keluarga Suku Affar dalam pemberitaan tersebut. "Jangan mengklaim dari keluarga Suku Affar, karena bisa merusak nama baik keluarga besar Suku Affar," ujarnya.
Untuk itu, Harry mengatakan tidak mempermasalahkan isi pemberitaan yang disampaikan oleh Yakobus D Affar tersebut, tetapi nama Affar yang digunakan oleh Yakobus D Affar tersebut dinilai dapat merugikan keluarga besar Suku Affar.
Jika memang berasal dari Suku Affar, Harry meminta agar menunjukan orang tua punya surat nikah sehingga akan jelas, karena pihaknya juga sudah menelusuri yang bersangkutan.
"Jangan bawa keluarga Affar untuk kepentingan politik atau perutmu sendiri. Ini bisa mengadu domba," tandasnya
. Sumber: cenderawasihpos.com


Selasa, 06 Juli 2010

Mengapa Neraca harus Balance alias Seimbang?

Ya, mengapa neraca harus balance alias seimbang?
Ketika saya masih duduk di bangku kuliah Strata 1 akuntansi, sering sekali pertanyaan ini muncul. Kadang tiba-tiba saja muncul ketika dosen sedang ingin ngetes pemahaman saya dan teman-teman dalam kelas, atau kadang kala juga muncul ketika ada salah satu teman yang sedang iseng nanya-nanya ketika lagi makan bareng di kantin kampus. Sedikit mengganggu acara makan siang, bahkan justru bikin tambah puyeng karena malah nggak punya jawaban tepat untuk pertanyaan yang satu ini. Malu-malu'in ngebahas sesuatu yang seharusnya mudah dan wajib dijawab oleh mahasiswa akuntansi justru ngak bisa ngapa-ngapain. Sumpah saya justru tambah puyeng kalo muncul pertanyaan itu, terus ada yang dengan PDnya bilang kalo "neraca harus balance karena
"MEMANG SUDAH KETENTUANNYA SEPERTI ITU". WKWKWKWK!!!!

Sama sekali nggak ada penjelasan pemahaman dan justifikasi yang masuk akal. Kalau yang di tanyaain sama teman-teman yang bukan dari jurusan akuntansi soal "mengapa neraca harus seimbang", Nggak di jawab juga nggak apa-apa! karena memang bukan bidang mereka, tetapi kalau anak jurusan akuntansi yang di tanyain demikian, trus nggak bisa jawab, wah...... sangat keterlaluan jadinya.

Baiklah, saya coba bantu deh, mudah-mudahan tulisan yang saya kutip dari "sisawaktu.wordpress.com" ini paling tidak bisa sedikit membatu teman-teman yang mungkin pernah bahkan sedang mengalami kejadian yang pernah saya alami.

OK, sebelum kita kupas lebih dalam, kita pahami dulu ini; Salah satu unsur Laporan Keuangan adalah neraca. Neraca disebut balance jika jumlah sisi debit sama dengan jumlah sisi kredit. Jika ada neraca yang tidak balance, neraca tersebut pasti mengandung kesalahan. Namun jika balance, belum tentu neraca tersebut bebas dari kesalahan.

Sekali lagi Pertanyaannya adalah: mengapa neraca harus balance?

Neraca terdiri dari dua sisi. Sebelah kiri disebut debit, dan sebelah kanan disebut kredit. Sisi sebelah debit berisi segala macam aset perusahaan (aset lancar seperti kas dan piutang, aset tetap seperti bangunan dan kendaraan). Sedangkan sisi sebelah kredit berisi hutang (dana dari pihak ketiga yang dipakai untuk operasional perusahaan) dan modal (dana pemilik perusahaan yang dipisahkan untuk digunakan dalam operasional perusahaan).

Jika dilihat dari awal terbentuknya perusahaan, kronologisnya sebagai berikut; Pemilik menyetor modal (sisi kredit) untuk digunakan sebagai kas perusahaan (sisi debit). Kemudian kas tersebut digunakan untuk membeli berbagai aset seperti mesin (sisi debit) dan menyewa gedung (sisi debit). Ternyata dana pemilik itu kurang, sehingga perusahaan mengambil hutang (sisi kredit) untuk digunakan sebagai kas perusahaan (sisi debit). Selanjutnya kas digunakan untuk membeli bahan baku (sisi debit).Terlihat bahwa sisi kredit neraca mencerminkan sumber dana perusahaan. Sedangkan sisi debit neraca mencerminkan alokasi dana tersebut, digunakan untuk apa saja. Dengan demikian maka sisi debit dan sisi kredit harus sama jumlahnya (balance).

*Jika terjadi sisi debit (penggunaan) lebih besar dari sisi kredit (sumber), tentu akan menjadi pertanyaan: Dana dari mana yang digunakan perusahaan? Sebaliknya

*Jika terjadi sisi debit (penggunaan) lebih kecil dari sisi kredit (sumber), tentu dipertanyakan: Ke mana larinya dana yang telah diterima perusahaan?

Jadi tidak ada alasan mengapa sisi debit dan kredit tidak seimbang, bukan?


Semoga Bermanfaat
.


Jurnal Penyesuaian - Oleh: A.Kuddy

Untuk yang satu ini saya nggak pake basa-basi deh, karena lumayan panjang buat jelasinnya, makanya saya langsung saja. Kita mulai dari
pengertian!

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai akun-akun setiap buku besar yang belum mencerminkan jumlah (saldo) yang sebenarnya.

Tujuan penyesuaian :

1. Setiap rekening riil, khususnya rekening aktiva dan rekening utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2. Setiap rekening nominal, khususnya rekening pendapatan dan beban menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode.

Kamu harus tahu, Akun-Akun yang Perlu Disesuaikan Pada Akhir Periode Akuntansi, yakni:
1. Beban dibayar di muka atau beban yang ditangguhkan(prepaid expenses)
2. Pendapatan diterima di muka (deferred revenue)
3. Piutang pendapatan alias pendapatan akrual (accrued receivable)
4. Beban yang masih harus dibayar alias beban akrual (accrued expense)
5. Pemakaian aktiva tetap (depreciation of fixed asset)

Saya coba jelasin deh 1 contoh (yang lainnya nyusul ya, dah ngantuk berat)
OK Lanjut...


Beban dibayar di muka
Beban dibayar di muka adalah transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta(aktiva), tetapi akan menjadi beban di kemudian hari. Beban ini merupakan harta perusahaan yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Artinya pengeluaran/biaya sudah kamu lakukan untuk saat ini (periode skarang) tetapi merupakan beban diperiode mendatang.
Contoh dari akun beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka.

Ilustrasi Mudahnya kayak gini:
Katakanlah Kamu akan menyewa Rumah Kos Pak Charly. Harga perbulannya yaitu sebesar Rp.100.000,-/bulan. Kamu merencanakan akan mulai menggunakan Rumah Kosnya mulai tanggal 1 Mei 2010. Kamu melakukan pembayaran (Sewa dibayar dimuka) untuk 1 tahun kedepan. Itu artinya, kamu membayar Uang kos kamu kepada Pak Charly untuk bulan Mei 2010 – Bulan April 2011 (1Tahun) yaitu sebesar Rp.1.200.000,- (100.000 x 12 Bulan). Dan Akhir periode akuntansi ditetapkan yakni 31 Desember 2010.

Maka Jurnal yang akan kamu catat pada tanggal 1 Mei 2010 adalah:
Sewa dibayar dimuka (D)1.200.000,-
Kas (K)1.200.000,-


Misalnya akhir periode akuntansi ditetapkan tanggal 31 Desember 2010 meskipun kamu masih akan manggunakan manfaat Rumah Kos sampai 1 April tahun depan (2011), kamu harus tetap melakukan pencatatan di akhir periode tersebut.
Katakanlah kamu sudah merasakan/menggunakan manfaatnya Sewa Kos selama 8 bulan yakni mulai dari tanggal 1 Mei 2010 – 31 Desember 2010), sehingga bagian dari sewa Kos yang selama 8 bulan tadi telah menjadi beban sampai dengan akhir periode dengan nilai sebesar Rp.800.000,- (8/12 x Rp1.200.000).

Maka Jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah:
Beban Sewa (D)800.000,-
Sewa dibayar dimuka (K)800.000,
-


Pengertian Dasar Akuntansi - A.Kuddy

Saya yakin bagi teman-teman yang sudah paham benar tentang apa sih akuntansi itu, jelas akan dengan mudahnya mampu memberikan jawaban/menerangkan dengan lengkap mengenai pengertian akuntansi itu sendiri.
Dalam tulisan ini, saya mencoba sedikit untuk berbagi dengan teman-teman tentang pemahaman saya tentang “akuntansi” itu seperti apa sih? Mungkin tidak seberapa, tapi paling tidak secara garis besar cukuplah. He.....! OK, langsung saja ya.......,
mengenai pemahaman yang saya dapatkan mengenai pengertian akuntansi selama saya duduk dibangku kuliah Strata 1, sbb:

Pada intinya, akuntansi itu adalah suatu “kegiatan jasa”(itu dulu yang harus kita pahami).

Fungsinya adalah untuk menyediakan data kuantitatif, artinya data-data yang berupa angka-angka, yang mana angka-angka tersebut memiliki sifat keuangan. Aktivitas ini yakni aktivitas tentang penyediaan informasi keuangan (posisi keuangan perusahaan, prestasi keuangan perusahaan, bahkan perubahan-perubahan akan posisi keuangan perusahaan) yang akan dipertanggungjawabkan kepada Pihak Manajemen (Manajer) dalam hal ini pihak yang mengelola perusahan guna untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.

Untuk kita yang masih berada pada tahap pengantar akuntansi, pasti sering sekali mendengar akan pengertian akuntansi yang mengatakan bahwa:
“Akuntansi adalah suat proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan menyampaikan kejadian-kejadian ekonomisuatu perusahaan (baik organisasi bisnis seperti perusahaan maupun organisasi waralaba) kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut”.

Kalau pengertian akuntansi yang satu ini pasti sudah tidak lazim lagi bagi pendengaran kita di dalam maupun diluar kampus. Namun mengenai pengertiannya, kita pun harus tahu jika dikatakan, apa yang dimaksudkan dengan indentifikasi, mengukur, mencatat, bahkan melaporkan dalam pengertian akuntansi tersebut. Begini pemahaman saya akan itu:

1.Mengidentifikasi
; Artinya bahwa sebagaimana kita sebagai penyedia informasi akuntansi dalam hal ini akan memisahkan mana yang termasuk kejadian-kejadian ekonomi, dan yang mana yang bukan termasuk kejadian-kejadian ekonomi.Mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang dimaksud adalah semua kejadian-kejadian yang dapat mempengaruhi nilai aktiva dan ekuitas perusahaan. (contoh: Asset, tentunya berpengaruh terhadap posisi Keuangan pada neraca, serta hal-hal yang berhubungan dengan Hutang, Pendapatan, Modal, beban, dll). Sedangkan mengenai kejadian-kejadian yang bukan termasuk kejadian-kejadian ekonomi, contoh: Perekrutan pegawai. Penerimaan pegawai tentunya merupakan bagian dalam perusahaan, namun ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian-kejadian ekonomi yang akan mempengaruhi nilai aktiva bahkan ekuitas perusahaan.

2.Mengukur, Artinya bahwa setiap kejadian ekonomi akan diukur atau dinyatakan dalam satuan moneter (uang).

3.Mencatat, Artinya bahwa setiap kejadian ekonomi harus dilakukan pencatatan sesuai dengan kronologis terjadinya transaksi (urutan terjadinya transaksi).

4.Menyampaikan/pelaporan, Artinya bahwa kejadian-kejadian ekonomi akan disampaikan dalam bentuk laporan (neraca, Laba/rugi, perubahan modal, dan arus kas) kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, baik kepada pihak internal maupun pihak eksternal. (Pihak Internal=”Manajer” sedangkan pihak eksternal=”Investor, kreditur, Pemerintah,dll”).


Semoga bermanfaat
.


Saldo Normal - Oleh: A.Kuddy

Terkadang kita ada yang bilang kalau akuntansi sangat sulit karena penjurnalannya. Sebenarnya TIDAK! Yang membuat kita kesulitan dalam penjurnalan adalah ketika kita tidak
memahami tentang “Saldo Normal”.

Sebelum kita melakukan penjurnalan kita harus dapat mengetahui bahkan memahami terlebih dahulu yang disebut “Saldo Normal”nya seperti apa!

*
Asset/Harta = (+)Sebelah DEBET dan (-)Sebelah KREDIT

*
Hutang = (+)Sebelah KREDIT dan (-)Sebelah DEBET

*
Modal = (+)Sebelah KREDIT dan (-)Sebelah DEBET

*
Beban/biaya = (+)Sebelah DEBET dan (-)Sebelah KREDIT

*
Prive = (+)Sebelah DEBET dan (-)Sebelah KREDIT.

Ketika ada yang bertanya,Mengapa sih Modal justru bertambahnya sebelah KREDIT dan berkurang di sebelah DEBET, padahal Modal ini kan akan menambah kekuatan keuangan perusahaan, Jawabannya adalah karena Modal adalah merupakan Kewajiban/Hutang perusahaan kepada Pemilik Perusahaan.


Mengapa sih “Biaya/beban” justru bertambah di sebelah DEBET, padahal kan biaya itu akan mengurangi Kas. Jawabannya adalah kembali kepada ketetapan saldo normal, dimana yang namanya beban akan mengurangi Pendapatan, sedangkan pendapatan itu sendiri berkurang di sebelah DEBET.


Mengapa sih Pendapatan malah bertambah di sebelah KREDIT dan berkurang disebelah DEBET, padahal kan Pendapatan justru menjadi nilai positif bagi perusahaan. Jawabannya adalah Kembali kepada ketetapan saldo normal, dimana jika pendapatan bertambah tentunya akan berpengaruh untuk menambah modal perusahaan.


Begitupun dengan “Prive” (pengambilan kas secara pribadi oleh pemilik), mengapa justru bertambah di sebelah DEBET? Jawabannya ya itu tadi, kembali kepada saldo normal. Dimana Prive tentunya akan mengurangi Modal dan jika modal bertambah, di dalam saldo normal akuntansi meninjukkan posisi modal tersebut di sebelah KREDIT.


Semoga bermanfaat!


Pihak-Pihak yang berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan.

Mengenai pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tentunya bagi teman-teman yang sudah lulus Mata Kuiah Pengantar Akuntansi I pasti sudah tahu jawabannya. Namun kali ini saya
sekedar mengulanginya saja. Mudah-mudahan tulisan ini akan bermanfaat bagi adik-adik tingkat yang baru akan mengontrak mata kuliah PA I.

Baiklah, pertayaan ini adalah termasuk pertanyaan yang paling sering sekali di tanyakan oleh dosen di dalam kelas;

Pihak-pihak mana saja sih yang berkepentingan di dalam Laporan Keuangan?
Sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu, apa sih maksud dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Biasanya kita sebut dengan “business stakeholder” artinya adalah suatu entitas atau mungkin perorangan yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan yang diukur dengan laporan keuangan yang dihasilkan.

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan biasanya diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yakni; (1). Pihak Internal perusahaan dan (2). Pihak Eksternal Perusahaan.

Pihak internal perusahaan tentunya kita semua sudah tahu, salah satu diantaranya yaitu Pihak Manajemen Perusahaan. Pertanyaannya, Kenapa pihak manajemen (Manajer) membutuhkan suatu penyampaikan informasi keuangan (LK) yang akurat?

Dalam hal ini, Manajer adalah orang yang dipercaya oleh pemilik perusahaan untuk menjalankan perusahaan (Artinya manajemen bukanlah pihak yang memiliki perusahaan seutuhnya melainkan manajemen adalah merupakan pihak hanya dipercayakan oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan). Tugas utamanya adalah mengevaluasi kinerja ekonomi perusahaan, agar dapat memaksimalkan nilai ekonomi perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan tentunya akan sangat membantu pekerjaan dari pihak manajemen melalui informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan (dalam neraca), prestasi kerja perusahaan (dalam Laporan laba/rugi), bahkan perubahan-perubahan posisi keuangan yang terjadi, dalam suatu periode tertentu, sehingga tujuan pengelola perusahaan untuk memaksimalkan nilai ekonomi perusahaan dapat tercapai.

Disisi lain, Karyawan juga adalah bagian dari pihak Internl perusahaan yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Karyawan merupakan pihak yang memberikan jasanya kepada perusahaan kemudian mendapatkan imbalan berupa upah atau gaji. Melalui laporan keuangan, Jika dilihat perusahaan maju, kemungkinan jenjang karir dari karyawan tersebut akan mulus, namun jika dilihat perusahaan mengalami kemunduran secara ekonomis, maka kemugkinan terpahit adalah karyawan tersebut kemungkinan mengalami pemecatan. Ituah sebabnya karyawan pun sangan berkepentingan laporan keuanga perusahaan, karena kelangsungan pekerjaannya sangat tergantung pada hal itu.

Nah mengenai pihak-pihak Eksternal perusahaan, adalah sebagai berikut:

1. Owner (pemilik)

Pemilik merupakan pihak yang telah menginvestasikan sumber dayanya baik dalam bentuk dana maupun alat (ex; Mesin). Dengan adanya laporan keuangan, Pemilik dapat menilai apakah investasinya berhasil atau tidak, memperoleh keuntungan atau laba seperti yang diharapkan. Jika pemilik menilai investasinya kurang berhasil, kemungkinan Pemilik akan menjual perusahaan. Dengan kata lain melalui Laporan keuangan, Owner dapat melihat prospek perusahaan di masa yang akan datang dengan melihat hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di periode sebelumnya.

2. Kreditur
Kreditur merupakan pihak yang menginvestasikan sumber dayanya melalui Pemberian kredit (pinjaman dana) pada perusahaan dengan harapan adanya pengembalian(keuntungan bagi kreditur) berupa Bunga sesuai perjanjian. Pemberian kredit ini tentunya disertai dengan cara-cara pembayarannya. Dengan adanya laporan keuangan tentunya bagi kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk dapat mengembalikan pinjaman, tentunya dengan harapan bahwa perusahaan harus memiiki nilai ekonomis yang baik dan menjanjikan.

3. Pemerintah
Pemerintah juga mempunyai kepentingan terhadap kinerja ekonomis perusahaan. Ini berhubungan dengan Pajak yang akan diterima oleh Pemerintah. Melalui Laporan keuangan, tentunya Pemerintah dapat melihat kinerja perusahaan yang tentunya akan berpengaruh terhadap jumlah pajak yang akan diterima oleh Pemerintah. Semakin baik kinerja perusahaan, maka akan semakin besar pajak yang diterima perusahaan.

4. Pelanggan (Customer)

Pelanggan adalah pihak yang mengkonsumsi hasil atau produk perusahaan. Pada saat tertentu, akan ada pelanggan yang sangat tergantung pada produk-produk tersebut. Misalkan; Perusahaan Jasa Pengangkutan. Katakanlah jika ada jam tertentu diharapkan perjalanan untuk mengangkut barang milik pelanggan dari kota A ke kota B akan mulus seperti biasanya, namun dikarenakan dalam laporan keuangan didapati adanya permasalahan dalam perusahaan pengangkutan tersebut, maka tentunya bagi pelanggan akan berasumsi untuk membatalkan pemakaian jasa angkutan tersebut.

Semoga bermanfaat!


Toshiba Libretto Bakal Masuk Indonesia

Komputer tablet berlayar ganda yang inovatif Toshiba Libretto sebentar lagi bakal masuk ke Indonesia. Produk yang diberi nama resmi Toshibe Libretto W100 tersebut akan tersedia mulai
September 2010.

Harganya memang lumayan menguras kocek yakni 1349 dollar AS. Tapi, selain unik dan belum ada produk sejenis ini, jumlah perangkat yang akan dijual sangat terbatas. Libretto hanya akan tersedia 1000 unit untuk pasar Asia, salah satunya Indonesia. Tidak disebutkan berapa banyak jatah buat konsumen di Indonesia.

Libretto adalah mini notebook yang dirancang Toshiba untuk memperingati hari ulang tahunnya ke 25. Toshiba Libretto W100 demikian nama resminya menjadi notebook pertama yang berlayar sentuh ganda (dual touch screen). Layar pertama merupakan layar reguler layaknya notebook, sedangkan layar kedua berfungsi sebagai keyboard virtual dan menu navigasi. Toshiba W100 juga mengusung konsep Ultra Mobile dengan ukuran tak jauh beda dengan smartphone tapi fungsinya sekualitas PC.

"Libretto bukan merupakan netbook maupun ebook, tetapi Libretto benar-benar sebuah PC," ujar Taro Hiyama,Senior manajer bagian Digital Produk Menejemen Toshiba dalam peluncurannya di Jakarta, Selasa (6/7/2010).

Spesifikasi Libretto W100
Prosesor : Intel Pentium Processor U5400 (1.20 GHz, 3MB L3 Cache)
Sistem operasi: Genuine Windows 7 Home Premium 32-bit/64-bit
Hardisk: 62 GB Solid State Drive
Interfaces : 1 x USB 2.0, External Headphone(stereo), Micro SD Card Reader
Baterai : 8 sel Lithium Ion
Dimensi: 202 x 123 x 30.7mm
Berat: 819 gram
Sumber; Kompas.com


Senin, 05 Juli 2010

Ketika Uncen Tersinggung

Kebijakan Gubernur Barnabas Suebu dinilai kontroversial. Kesannya ada kepentingan pribadi. Masih banyak Sarjana FKIP Uncen
menganggur.
JUBI—- Dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di Papua, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menjalin kerjasama dengan Yayasan Universitas Pelita Harapan (YUPH) untuk mendidik tenaga guru dan calon tenaga guru yang akan mengabdi di daerah pedalaman Papua. Dalam kerjasama ini, YUPH rencananya akan mendidik 100 hingga 200 guru dan calon guru asal Papua setiap tahunnya untuk masa studi lima tahun. Seluruh biaya studi, transportasi, tempat tinggal dan biaya hidup ditanggung oleh YUPH dan Pemprov Papua.
Dokumen kerjasama program pendidikan tersebut ditandata-ngani oleh Gubernur Provinsi Papua, Bernabas Suebu dan perwakilan YUPH Jonathan L Parapak. Dilaksanakan di Kantor Menteri Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Senayan Jakarta dengan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan, Fasli Jalal, dan Pendiri YUPH James T Riady, awal bulan April 2010. Nantinya, guru dan calon guru yang telah didik akan ditempatkan di sekolah di kampung-kampung dalam waktu tertentu sesuai SK yang dibuat oleh Pemprov Papua dan YUPH.
Sebelum kerja sama dilakukan, Gubernur Suebu mengaku pihak YUPH sudah melakukan pendataan 3.000 kampung. YUPH menemukan banyak sekolah tidak memiliki guru dan lebih banyak mangkir di kota. Selain program beasiswa pendidikan bagi calon guru dan guru, YUPH bersama Pemprov Papua juga menjalankan program pendidikan nonkeguruan, seperti pelatihan para calon mahasiswa unggul Papua untuk persiapan sekolah ke luar negeri, dan beasiswa bagi para pelajar berprestasi.
Namun dibalik program kerja sama ini, banyak pihak menilai kebijakan Suebu tersebut melecehkan keberadaan Universitas Cendrawasi (Uncen) yang notabene lembaga yang mendidik guru dan calon guru di Papua. Padahal, berdasarkan ketetapan nasional, Uncen berada dalam rayon 31 yang juga bertugas mendidik sumber daya tenaga guru dan sertifikasi guru.
Wilius Kogoya, pengamat pendidikan di Papua mengatakan mestinya dalam program pengembangan guru, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan Uncen. Dia menilai, program 1000 guru hanya menghabiskan dana, mengingat, seluruh biaya ditanggung oleh Pemprov Papua. “Mengapa program ini tidak diberikan kepada Uncen,” katanya.
Dia juga mengatakan, kebijakan gubernur ini juga akan melahirkan konflik baru antara Uncen dan Pemprov. “Gubernur mestinya harus melakukan koordinasi untuk menuntaskan persoalan pendidikan di Provinsi Papua,” katanya. “Sebaliknya, jika tak ada koordinasi maka akan melahirkan konflik. Jangan ada pengiriman tenaga guru yang dilakukan atas kepentingan bisnis dengan mencari keuntungan sepihak atau kelompok.”
Kogoya menegaskan, dalam memajukan dunia pendidikan di Papua selama ini, Uncen sudah mempersembahkan yang terbaik dalam mendidik tenaga guru. Dia mengatakan, melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Uncen cukup menghasilkan tenaga pengajar yang handal yang kini sudah terpencar hingga pelosok Papua. ”Sudah banyak guru yang dipakai dihampir semua daerah di Papua. Sebagian besar diantaranya adalah lulusan dari Uncen,” tegasnya.
Kogoya mengatakan, kalau pemerintah benar-benar konsen terhadap dunia pendidikan, bijak apabila merekrut sarjana-sarjana dari FKIP Uncen setiap tahun. “Mengapa pemerintah tidak melirik lulusan tersebut untuk untuk menutupi kekurangan guru di Papua,” katanya.
Sementara Direktur Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup Cyclops (YPLHC) Papua, Yuvenalis Ledang mengatakan seharusnya sebelum melakukan pengiriman keluar perlu ada perencanaan yang ideal dan berbasis analisis berdasarkan fakta pendidikan dari berbagai faktor. Dikatakan Ledang, Otsus memberikan peluang dan kesempatan menata pendi-dikan di Papua agar berjalan dengan baik dari yang sebelumnya. Namun kenyataannya tidak demikian. “Hampir semua dana Otonomi Khusus hanya dirasakan oleh kelompok elit,” katanya. Otonomi Khusus Papua adalah kebijakan yang di berikan oleh Pemerintah Pusat dalam upaya meningkatkan pembangunan dalam empat aspek prioritas, yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Dalam ranah pendidikan, hingga kini model pendidikan di Papua belum jelas arahnya. “Penerapan pendidikan belum berbasis pada grand design pendidikan yang ideal. Padahal sudah ada Peraturan Daerah Provinsi yang mengatur tentang pendidikan. “Perdasi terkesan tidak membawa andil yang besar,” tandas Ledang.
Seharusnya Pemerintah ditingkat Provinsi harus bertindak tegas untuk mendesain kapasitas, mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan Tinggi. Penerapan ini harus diterapkan oleh sejumlah Kepala Dinas di Kabupaten yang ada di seluruh pelosok Papua. Tak hanya itu, yayasan pendidikan di Papua juga perlu dikembangkan dan ditingkatkan di tingkat Kabupaten dan Kota. Penentuan target yang ingin dicapai juga harus jelas dalam pelaksanaan perencanaan. Mutu dan kualifikasi serta indentitas guru seluruh Papua juga harus didata secara baik. Dengan demikian maka Grand Design pendidikan di Papua dapat dikatakan cukup kuat dan baik. Terkait pengiriman sejumlah tenaga Guru ke UPH Jakarta, ia mengatakan tindakan tersebut sah-sah saja. Mungkin hal tersebut merupakan perencanaan dari Pemerintah Provinsi dan Dinas dalam melakukan percepatan sertifikasi dan pengadaan tenaga guru. Namun disisi lain tindakan tersebut tidak menghormati Universitas lokal yang ada di Papua seperti Universitas Cenderawasih sebagai Lembaga Pendidikan tertua di Papua yang selama ini menjadi lembaga penghasil guru yang sudah dipakai di Papua.
“Seharusnya dana tersebut disumbangkan ke lembaga lokal untuk mengelolanya dan memproses tenaga pengajar secara keseluruhan di Papua. Kalau tindakan seperti ini dilakukan maka lembaga pendidikan di Papua rugi dan tidak dapat apa-apa.” ujarnya.
Senada dengan Ester Yambeyabdi anggota rayon 31 sertifikasi guru di Universitas Cenderawasih Jayapura mengatakan, pada 2007 lalu Uncen dipercayakan oleh Pemerintah Pusat sebagai rayon 31 untuk melakukan sertifikasi tenaga guru di Papua. Kepercayaan tersebut diberikan guna menghasilkan tenaga pengajar yang cukup mempunyai SDM berkualitas. Selain itu, Uncen dianggap Lembaga Penghasil Tenaga Keguruan (LPTK). ”Rayon 31 diberikan kepercayaan untuk mengumpulkan sejumlah berkas yang berkaitan dari sejumlah guru di Papua. Setelah semuanya terkumpul maka berkas tersebut akan diserahkan kepada Lembaga Pelayanan Jaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk melakukan seleksi terhadap berkas tersebut. Jika proses pemeriksaan di LPMP sudah selesai, maka hasilnya akan diserahkan dalam bentuk soft copy untuk diperiksa secara lanjut oleh aksesor di rayon 31. Jika mereka memenuhi persyaratan maka akan dinyatakan lulus seleksi dan lulus sertifikasi serta diberi SK profesi. Namun sebelum dinyatakan lulus dan diberi SK, guru yang bersangkutan harus mengikuti pelatihan dan pendidikan di LPMP selama tiga bulan.
Ester mengatakan, perekrutan mengikuti seleksi sertifikasi guru dilihat dari umur. Umur rata-rata layak untuk mengikuti sertifikasi guru yaitu rata dari 59 ke bawah. Sedangkan di atas umur 59 akan dikembalikan. Minimal tenaga guru yang bersangkutan telah mengabdi selama 30 tahun. ”Perekrutan ini berlaku di seluruh wilayah di Papua,” jelasnya. Dia mengatakan, pada 2008, pemerintah pusat memberikan kuota sebanyak 1.666 tenaga guru namun berhasil terseleksi 1.917 tenaga guru. Di 2009 kuota yang dipenuhi 1.800 tenaga guru yang lolos seleksi 985 tenaga guru. Kemudian tahun 2010 kuota yang diberikan 1.790 tenaga guru. Kuota ini sementara dalam tahap seleksi. Rayon ini diketui oleh Rektor Uncen, Prof. Dr. Baltazar Kambuaya, MBA. Tenaga yang bekerja di Rayon ini sebanyak 10 orang tenaga.
“Kami sama sekali tidak tahu dalam pengiriman guru ke UPH Jakarta,” tuturnya. Menurutnya, pengiriman tersebut lebih mengarah pada pendidikan ilmu pasti. Namun disayangkan tidak ada koordinasi antara Dinas P dan P Provinsi dan sejumlah Dinas P dan P lainnya di kabupaten dengan Uncen. Pengiriman ini tentu akan mengunakan dana yang besar dan jauh lebih efektif jika pemerintah memberdayakan universitas lokal dalam meningkatkan pendidikan di Papua. (JUBI/Musa/Yunus)


Dilarang “Disclaimer” pada 2010

Mulai tahun 2010, semua kementerian dan lembaga nondepartemen yang berjumlah 83 institusi dilarang memperoleh predikat tidak mendapat opini atau disclamer dari Badan Pemeriksa Keuangan. Saat ini sudah semakin sedikit institusi yang mendapat predikat
disclamer (Tidak memberikan pendapat).

”Jika ternyata masih memperoleh predikat disclaimer, sanksinya adalah malu. Dulu, mendapatkan predikat disclaimer masih biasa-biasa saja karena masih banyak departemen yang memperoleh status itu, tetapi kini sudah sangat sedikit yang memperoleh predikat disclaimer,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (15/12), saat berbicara dalam Sosialisasi Standar Akuntansi Pemerintahan ”Langkah Menuju Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang wajar tanpa pengecualian (WTP) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)”.

Tahun ini, kata Menkeu, kesempatan terakhir bagi kementerian dan lembaga untuk mendapatkan predikat disclaimer. Namun, itu pun dibatasi hanya maksimal lima departemen.

Hingga tahun 2008, masih ada 18 kementerian dan departemen yang memperoleh predikat disclaimer. Dalam sistem penilaian sebuah auditor eksternal, seperti BPK, disclaimer merupakan hasil audit kedua terburuk.

Predikat terburuk adalah adverse atau tidak wajar di mana sebuah laporan keuangan sama sekali tidak bisa diketahui kewajaran informasinya. Adapun predikat terbaik adalah WTP.

Tahun 2010, pemerintah menargetkan semua departemen dan lembaga sudah tidak lagi mendapatkan predikat disclaimer. Tahun depan, dari 83 kementerian, sebanyak 28 harus memperoleh status wajar dengan pengecualian (WDP) dan 55 sisanya memperoleh WTP.

”Memang akan selalu ada risiko (turunnya predikat hasil audit) karena besarnya volume anggaran yang dikelola oleh sebuah departemen. Namun, masalah itu sepatutnya tidak dijadikan sebagai alasan untuk menyerah sejak awal,” ujar Sri Mulyani.

Menteri baru

Banyaknya menteri baru yang hadir dalam Kabinet Indonesia Bersatu II diharapkan tidak membuat kemunduran dalam laporan keuangan negara, baik LKKL maupun LKPP.

”Adanya menteri baru jangan malah membuat kementerian lembaga yang sudah WTP menjadi tidak WTP. Namun, kementerian yang belum WTP mudah-mudahan dengan menteri baru dihadiahkan laporan keuangan yang WTP,” ujarnya.

Untuk menghasilkan laporan keuangan yang WTP, ujar Sri Mulyani, ada baiknya para sekretaris jenderal ataupun inspektur jenderal memberikan pemahaman kepada menteri barunya agar tercipta komitmen kuat dari menteri itu selaku pemimpin kementerian dan departemen nonlembaga. ”Jika ada komitmen kuat dari pemimpin, hasilnya akan positif, tetapi kalau menteri baru, tolong sekjen atau irjen minta satu jam saja untuk menjelaskan masalah ini,” imbaunya.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengingatkan agar para menteri baru tidak menerima begitu saja jika dibuatkan rekening baru yang tidak jelas maksud dan tujuannya karena hal itu bisa menjadi salah satu sumber temuan BPK. Semakin banyak temuan BPK, akan semakin terbuka predikat disclaimer-nya.

Diambil dari: Kompas.com


Basis Akrual vs Basis Kas

Ada dua jenis basis yang umum digunakan untuk mengakui suatu transaksi, yaitu Basis Akrual(Accrual Basis), dan Basis Kas (Cash Basis).
Apa sih bedanya basis kas dan basis akrual?

Pada intinya, basis Kas mengakui akan adanya pendapatan ketika uang tunai telah diterima ditangan saat transaksi, sedangkan pengakuan secara basis akrual mengakui adanya pendapatan diperoleh saat transaksi, meskipun uang tunai belum diterima ditangan,(misalnya piutang.

Contoh transaksi :
Usaha Dagang (UD) Takmorugi membeli persediaan barang dagangan senilai Rp 10 juta pada tanggal 10 Desember 2007, dan pembayaran atas pembelian tersebut dilakukan pada 8 Januari 2008. Dengan menggunakan basis akrual, UD Takmorugi mengakui bahwa transaksi pembelian tersebut terjadi pada 10 Desember 2007, sehingga pencatatan pun dilakukan pada 10 Desember 2007. Kalau dilihat dengan jurnal (penerapan double entry accounting / akuntansi berpasangan), maka pencatatan tertanggal 10 Desember 2007, akun “Sediaan Barang Dagangan” di-debet sebesar Rp 10 juta, dan akun “Utang Dagang” di-kredit sebesar Rp 10 juta.

Cara membaca jurnal ini adalah :
Pada 10 Desember 2007, terjadi penambahan Persediaan Barang Dagangan senilai Rp 10 juta yang menimbulkan bertambahnya Utang Dagang senilai Rp 10 juta.

Akibatnya, jika UD Takmorugi di akhir tahun 2007 (31 Desember 2007) menyusun neraca basis akrual, di bagian Aktiva (Harta) bertambahlah akun (account/pos/rekening) Sediaan Barang Dagang senilai Rp 10 juta, dan di bagian Utang (Kewajiban) bertambah pula akun Utang Dagang senilai Rp 10 juta.

Untuk menangani transaksi yang sama, jika UD Takmorugi menerapkan Basis Kas, maka transaksi diakui ketika kas dibayarkan (atau diterima, jika pada kasus penerimaan kas). Akibatnya, di neraca per 31 Desember 2007 tidak ada perubahan apa pun. Transaksi baru diakui pada 8 Januari 2008. Pengakuan transaksi dengan basis kas dicatat dengan jurnal: tertanggal 8 Desember 2008,akun “Sediaan Barang Dagangan” di-debet Rp 10 juta, dan akun “K a s” di-kredit Rp 10 juta

Cara membaca jurnal ini adalah:
Pada 8 Desember 2008, terjadi penambahan Sediaan Barang Dagangan senilai Rp 10 juta yang menimbulkan berkurangnya Kas senilai Rp 10 juta.

Tampak dari contoh di atas bahwa perlakuan akuntansi dengan basis berbeda, akan berdampak pada perubahan jumlah dan komposisi aset yang berbeda. Jika neraca dibuat pada 31 Desember 2007, maka….
Dengan penerapan basis akrual, tampak di neraca 31 Desember 2007 ada Sediaan Barang Dagangan yang bertambah senilai Rp 10 juta, sedangkan jika menerapkan basis kas, maka Sediaan Barang Dagangan ini akan termasuk pada sediaan di tahun 2008 (tidak ada di neraca tahun 2007).
Dengan basis akrual, Utang Dagang diakui muncul pada neraca 31 Desember 2007, tetapi dengan basis kas, Utang Dagang tidak muncul.

Contoh lain, jika terjadi biaya (atau pendapatan)…. Ada perbedaan timing pengakuan transaksi biaya (atau pendapatan) antara basis kas dan basis akrual.

Contoh transaksi :
Pada 17 Desember 2007 bagian akuntansi UD Takmorugi menerima tagihan biaya listrik senilai Rp 2 juta. Pembayaran biaya listrik dilakukan pada 5 Januari 2008.

Dengan basis akrual, biaya listrik tersebut diakui pada 17 Desember 2007. Jika menerapkan basis kas, biaya listrik tersebut diakui pada 5 Januari 2008 (saat membayar). Akibatnya: laba UD Takmorugi pada tahun 2007 akan lebih rendah Rp 2 juta (jika menerapkan basis akrual) daripada laba UD tahun 2007 (jika diterapkan basis kas). Mengapa? Karena dengan basis akrual, UD Takmorugi telah mengakui biaya listrik pada tahun 2007, sedangkan dengan basis kas, biaya tersebut baru diakui pada tahun 2008.
Diambil dari: pepie diptyana blog


PIUTANG

Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya
penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dll. Tidak semua klaim tersebut di sebut sebagai piutang.

Berikut ini beberapa bentuk klaim antara lain klaim terhadap kelebihan pembayaran pajak, klaim terhadap perusahaan angkutan atas barang-barang yang rusak atau hilang dalam perjalanan, klaim ganti rugi terhadap perusahaan asuransi, piutang terhadap pemesan saham, piutang penghasilan yaitu penghasilan yang sudah terjadi tetapi belum diterima, bunga yang masih harus diterima, sewa yang masih harus diterima, dll.

Jenis-Jenis Piutang

Piutang Dagang (Account Receivables) yaitu piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang

Wesel Tagih yaitu Piutang yang secara formil didukung oleh penjanjian untuk membayar secara tertulis (Notes Payable)

Piutang non dagang yaitu piutang yang timbul akibat penjualan asset, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu. Misalnya pinjaman karyawan.

Penyajian Piutang dalam Neraca

Penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran. (Prinsip Akuntansi Indonesia 3.1 Pasal 9). Harus dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang lainya. Apabila suatu perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak, sehingga terdapat piutang dagang dan juga utang dagang atau utang lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dokompensasi akan tetapi harus dinyatakan secara terpisah.


Kas

Kas adalah uang tunai dan simpanan di Bank dan surat berharga yang dapat disamakan dengan uang misalnya cheque, giro Bilyet. Tidak semua simpanan di bank dapat digolongkan
sebagai kas, misalnya deposito berjangka baru dapat di golongkan sebagai kas setelah tanggal berakhirnya deposito tersebut. Deposito berjangka digolongkan ke dalam investasi jangka pendek bila jangka waktunnya kurang dari satu tahun dan digolongkan sebagai investasi jangka panjang bila jangka waktunya lebih dari satu tahun.

Bapak Akuntansi Dunia

Ternyata, Bapak Akuntansi Dunia adalah Luca Pacioli. Brother Luca, begitulah beliau biasa disebut, berasal dari
Prancis dan sempat menjadi guru matematika Leonardo da Vinci.

Meskipun disebut-sebut sebagai “The Father of Accounting“, sebenarnya Brother Luca tidak menciptakan sistem yang disebut akuntansi. Beliau hanya mendeskripsikan secara sederhana metode yang digunakan oleh para pedagang di Venesia selama jaman Renaisance Italia. Sistemnya meliputi banyak siklus akuntansi yang kita kenal sekarang ini. Sebagai contoh, beliau mendeskripsikan penggunaan jurnal dan pembukuan, dan juga memperingatkan bahwa seseorang tidak boleh tidur di malam hari apabila debit BELUM SAMA dengan kredit. Pembukuannya meliputi akun aset(termasuk receivables dan inventories), liabilities, modal, pendapatan, dan pengeluaran. Beliau mempertunjukkan pemasukan data penutupan akhir-tahun dan mengusulkan agar trial balance dipergunakan untuk memperjelas balanced ledger.

Karya-karya Luca Pacioli adalah: Summa de arithmetica, geometrica, proportioni et proportionalita (Venice 1494), De viribus quantitatis (Ms. Università degli Studi di Bologna, 1496–1508), Geometry (1509), dan De divina proportione (written in Milan in 1496–98, published in Venice in 1509).
Diambil dari aNdRa aNd tHe FisHBoNEs


Sejarah Dasar Akuntansi

Menurut para ahli ekonomi, akuntansi ada sejak manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pencatatan keluar masuknya uang, timbulnya hutang - piutang serta transaksi-transaksi lainnya dilakukan orang mula-mula di atas lempengan tanah liat, yang kemudian berkembang dengan menggunakan lontar. Naskah yang menggunakan lontar tersebut berasal dari
negara Arab ( Mesir ), pada waktu itu Mesir merupakan Koloni ( Jajahan ) Romawi. Naskah tersebut hingga sekarang masih tersimpan dengan baik, berasal dari Babilonia pada tahun 3600 SM.

Setelah bangsa Romawi menemui kesulitan menggunakan angka-angka mereka sendiri didalam pencatatan akuntansi, maka kemudian mereka menggunakan angka Arab ( angka desimal ), yang pada waktu itu sudah dikenal oleh orang Mesir.

Evolusi akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan ( DOUBLE - ENTRY ) oleh pedagang-pedagang Venesia yang merupakan pedagang yang terkenal dan ulung pada abad itu. Double - Entry merupakan pencatatan seluruh transaksi kedalam dua aspek yaitu " debet dan kredit " yang orientasinya selalu dalam keadaan seimbang.

Pada abad ke 15 tepatnya tahun 1494 akuntansi yang menggunakan angka Arab berkembang di Italia. Buku yang pertama diterbitkan oleh orang Italia tentang akuntansi baru muncul pada akhir abad ke 15, dimana buku ini merupakan hasil karya seorang Venesia yang bernama Luca Pacioli. Buku ini berjudul " SUMMA DE ARITHMATICA, GEOMETRICA PROPORPIONI ET PROPORTIONALITA ". Bagian dari buku tersebut yang membahas tentang akuntansi berjudul " TRACTACUS DE COMPUTIS ET SCRIPTORIA . Buku inilah yang kemudian tersebar di benua Eropa barat dan kemudian dikembangkan kembali oleh para ahli-ahli akuntansi sehingga timbulah beberapa sistem akuntansi dengan tetap mengacu pada metode yang digunakan oleh Luca Pacioli.

Sistem yang berkembang tersebut dinamakan sesuai dengan nama yang mengembangkannya atau nama negaranya masing-masing. Misalnya sistem Belanda ( Sistem Continental ) dan Amerika serikat ( Sistem Anglo Saxon ). Sistem-sistem tersebut kemudian berjalan sesuai dengan perkembangannya. Pada abad sekarang ini sistem yang paling banyak digunakan yaitu sistem Anglo Saxon, hal ini disebabkan karena sistem Anglo Saxon dapat digunakan untuk mencatat berbagai macam transaksi, sedangkan sistem yang lainnya agak sukar untuk digunakan. Hal ini disebakan karena sistem yang lain sering memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi sedangkan dalam sistem Anglo Saxon, pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Teori dan praktek akuntansi semakin berkembang pada abad ke 20 sejalan dengan perkembangan teknologi. seperti program-program akuntansi komputer yang semakin banyak beredar dipasaran pada saat ini. Posting:Rachmayanti Tihan blogspot


Minggu, 04 Juli 2010

Bapak Ekonomi Dunia

Tokoh terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi, Adam Smith, lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Waktu remaja dia belajar di Universitas Oxford, dan dari tahun 1751 sampai 1764 dia menjadi mahaguru di Universitas Glasgow. Selama di situlah dia menerbitkan buku pertamanya, Theory of Moral Sentiments, yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi,
puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, yang terbit tahun 1776. Buku ini segera sukses dan merebut pasar, dan sisa hidup Smith menikmati kemasyhuran dan penghargaan berkat karya itu. Dia mati juga di Kirkcaldy tahun 1790. Tak seorang anak pun dia punya, lagi pula tak pernah kawin.

Adam Smith bukanlah orang pertama yang mengabdikan diri pada teori ekonomi, dan banyak gagasan-gagasannya yang terkenal bukanlah asli keluar dari kepalanya. Tetapi, dialah orang pertama yang mempersembahkan teori ekonomi yang sistematik dan mudah dicerna yang cukup tepat sebagai dasar bertolak buat kemajuan bidang itu di masa depan. Atas dasar alasan itu, layaklah dianggap bahwa The Wealth of Nations merupakan pangkal tolak dari penelitian modern politik ekonomi.

Salah satu hasil besar yang disuguhkan buku ini adalah karena ia meluruskan dan menghalau pelbagai anggapan yang jadi anutan orang sebelumnya. Smith adu pendapat dan menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.

Ide sentral The Wealth of Nations adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar pelbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang “normal,” misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi dengan sendirinya. “Tiap orang,” kata Smith “cenderung mencari keuntungan untuk dirinya, tetapi dia “dituntun oleh tangan gaib untuk mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan masyarakat lebih efektif dibanding bilamana dia betulbetul bermaksud memajukannya” (The Wealth of Nations, Bab IV, pasal II).

“Tangan gaib” ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada gangguan terhadap persaingan bebas. Smith karena itu percaya kepada sistem perdagangan bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith, hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujungujungnya akan menaikkan harga. (Smith tidaklah menciptakan semboyan “laissez faire,” tetapi dia lebih dari siapa pun juga menyebarkan konsep itu).

Beberapa orang peroleh kesan bahwa Adam Smith tak lain dari seorang yang cuma “menari menurut bunyi gendang” demi kepentingan ekonomi. Pendapat ini tidaklah benar. Dia berulang kali dan dengan kata-kata keras, mengecam habis praktek-praktek monopoli ekonomi dan menginginkan penghapusannya. Dan Smith bukannya orang naive dalam hubungan ekonomi praktek. Ini bisa dibaca dari pengamatannya yang khas dalam buku The Wealth of Nations: “Orang dalam dunia dagang barang yang sama jarang bisa ketemu bersama, tetapi pembicaraan akan berakhir pada pembentukan komplotan yang bertentangan dengan rakyat, atau dalam bentuk lain menaikkan harga.”

Begitu sempurnanya Adam Smith mengorganisir dan mengedepankan sistem pemikiran ekonominya, sehingga hanya dalam jangka waktu beberapa puluh tahun saja mazhab-mazhab ekonomi sebelumnya tersisihkan. Nyatanya, semua pokok-pokok pikiran mereka yang bagus telah digabungkan dengan sistem Smith, sementara Smith dengan sistematis mengungkapkan kekurangan-kekurangan mereka yang ada. Pengganti Smith termasuk ekonom-ekonom kenamaan seperti Thomas Malthus dan David Ricardo, mengembangkan dan menyempurnakan sistemnya (tanpa mengubah garis-garis pokoknya) menjadi struktur yang kini digolongkan kedalam kategori ekonomi klasik. Sampai pada suatu tingkat penting tertentu, bahkan teori ekonomi Karl Marx (meski bukan teori politiknya) dapat dianggap sebagai kelanjutan dari teori ekonomi klasik.

Dalam buku The Wealth of Nations, Smith sebagian menggunakan pandangan-pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut “hukum baja upah”), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian -membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset.

Tak ada sangkut-pautnya dengan ketetapan pandangan Smith atau pengaruhnya terhadap para teoritikus ekonomi yang datang belakangan, yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap perundang-undangan serta politik yang diambil pemerintah. The Wealth of Nations ditulis dengan keulungan yang tinggi serta kejernihan pandangan yang tak bertolok banding dan terbaca amat luas. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19. Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.

Sejak teori ekonomi berkembang pesat sesudah masa Smith, dan beberapa gagasannya tergeser oleh pendapat-pendapat lain, sangatlah mudah mengecilkan makna penting Adam Smith. Mesti begitu, fakta menunjukkan, dialah pemula dan pendiri tokoh ekonomi sebagai suatu studi yang sistematis,dan dia sesungguhnya tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran manusia.

ADAM SMITH 1723-1790

Diambil dari:
http://elqorni.wordpress.com
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978


My Photo Collection Part I

Created By: Aprianto Kuddy:
[Welcome to my gallery]

"Kilau Pagi"/Jpr/sonnyDSLR@230/2010


"Kilauan Senja"/Jpr/SonnyDSLR@230/2010


"Freedom"/Yahukimo/SonnyDSLR@230/2009


"Kali Mambrasa"/Yahukimo/SonnyDSLR@230/2009


"Taon-Taon Bird"/Yahukimo/SonnyDSLR@230/2009


"Child"/Yahukimo/SonnyDSLR@230/2009


"IM"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Model"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Model"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Model"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Model"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Model"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Pray the Lord"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Joy Tobing Concert"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Delon Idol in Concert"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Delon Idol in Concert"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


"Pinkan Mambo in Concert"/Jpr/SonnyDSLR@230/2009


Created by A.Kuddy
2010