Minggu, 13 Maret 2011

"Kasih Sayang" Punya Rencana

Mencoba memaknai tentang kasih sayang, apa yang kemudian dapat saya tuangkan adalah bahwa “kasih sayang” itu adalah merupakan “jendela kedamaian” yang berdiri berdampingan bersama “ketulusan”. Saya pun merasakan bahwa di dalam kasih, ada “ketenangan”.

Mengapa Tuhan begitu ingin agar kita menjalani kehidupan kasih?
Saya sebagai seorang nasrani, melalui Alkitab yang kemudian mengingatkan saya bahwa kasih adalah satu-satunya kata yang benar-benar dapat mencakup keseluruhan sifat Tuhan. Alkitab mengatakan, “Allah adalah Kasih” (1 Yohanes 4:8). Berkali-kali ditekankan bahwa Dia benar-benar dipenuhi dengan kasih sayang. Artinya, Tuhan memberikan petunjuk bahwa kasih sayang adalah mutlak kehendak Tuhan sendiri, dan menjadi kehendaknya pula agar semua mahkluk (terutama manusia) di bumi ini untuk hidup sejalan dengan kasih.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).

Dengan kasih sayang, saya bisa mencintai orang-orang disekitar saya, dan dengan kasih, saya bisa mengampuni kesalahan orang lain yang bersalah kepada saya.

Di dalam kasih, saya merasa damai di dalam keluarga saya, dan di dalam kasih saya pun merasakan kemesraan bersama orang-orang yang larut dalam kehidupan saya.

“Kasih meredahkan jiwa yang marah, dan memberikan senyuman bagi jiwa yang menangis”


Dan pada intinya, saya menyimpulkan bahwa kasih sayang tentunya akan membawa suasana damai dalam setiap langkah, hati dan fikiran kita, karena “kasih memiliki rencana.”